PELATIHAN AKUNTANSI SEBAGAI UPAYA MENUJU DIGITALISASI AKUNTANSI UMKM

KULONPROGO-DINKOPUKM. Senin (12/09/2022) telah berlangsung kegiatan Pelatihan Akuntansi Bagi UMKM Tahun 2022 di Tabebuya Coffe And Eatery, berlangsung selama 2 hari dari tanggal 12 s/d 13 September 2022. Menghadirkan 3 narasumber, Rr. Tri Subekti Widayati, S.H, MM (Plh. Kepala Dinas Koperasi UKM), Nurhadi Rahmanto, S.E, (PPKL) dan Rachmat Bayu Firdaus (Pakar IT). Peserta pelatihan adalah UMKM perwakilan dari 12 Kapanewon se-Kabupaten Kulon Progo.

Kegiatan Pelatihan Akuntansi Bagi UMKM Tahun 2022 di Tabebuya Coffe And Eatery berlangsung hingga sore dan para peserta pelatihan sangat antusias mengikutinya.

Kegiatan dimulai dengan penyampaian laporan oleh Siti Jamilah, S.H,, yang didahului dengan mengucapkan terima kasih kepada Plh Kepala Dinas Koperasi UKM yang telah berkenan hadir, juga mengucapkan terima kasih kepada para peserta Pelatihan Akuntansi Bagi UMKM Tahun 2022 yang bersemangat dalam mengikuti kegiatan tersebut.

“Perlu kami sampaikan juga bahwa peserta nantinya akan mengikuti serangkaian pelatihan yang diadakan oleh Dinas Koperasi UKM Kabupaten Kulon Progo yang dilaksanakan selama 2 hari yakni dimulai tanggal 12 s/d 13 September 2022. Dengan harapan UMKM Kulon Progo akan dapat meningkatkan pemahaman dan pembukuan akuntansi melalui digitalisasi akuntansi sesuai dengan yang dikehendaki kita semua. Kedepannya Dinas Koperasi UKM juga akan membentuk Tim Evaluasi dan Monitoring Terhadap Pelaksanaan Pelatihan ini.” jelas Siti Jamilah, S.H.

Materi pertama disampaikan oleh Rr. Ch. Tri Subekti Widayati, S.H, MM tentang Kebijakan Pemerintah tentang UMKM, peluang & tantangan UMKM untuk naik kelas sebagai pilar ekonomi masyarakat. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) adalah merupakan salah satu sektor yang terdampak Pandemi Covid-19. Dampak tersebut mengakibatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia menurun.

Untuk menggerakkan UMKM ada beberapa fase yang harus dihadapi. Pertama rescue yakni fase dimana bantuan ekonomi harus diberikan kepada masyarakat dan pihak yang terkena dampak Covid-19. Pemerintah harus mempertimbangkan adanya trade off antara kesehatan dan ekonomi. Fase kedua yakni stability yakni tahap ketika masyarakat mampu beraktivutas seperti biasa, hal tersebut juga menimbulkan pergeseran dari ketakutan menjadi kesadaran dan ditandai dengan meningkatnya aktivitas menggunakan teknologi.

Fase berikutnya yakni recovery keadaan ketika masyarakat mulai berdamai dengan covid-19 dan melakukan segala kegiatan dengan pola new normal. UMKM membutuhkan imunitas selama tahap stability. Oleh karena itu perlu adanya poin penting yang harus dibangun oleh pelaku UMKM dan pemangku kebijakan terkait. Poin penting yang harus dilakukan oleh UMKM adalah membangun sistem kelembagaan yang kuat sebagai pondasi utama. Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengikuti asosiasi atau kelompok usaha. Tergabungnya pelaku UMKM pada suatu kelompok dapat memudahkan perolehan informasi baik dari hulu hingga hilir.

Poin kedua yakni adaptif dengan teknologi. UMKM yang memasarkan produknya secara daring cenderung tidak mengalami penurunan secara signifikan dan tetap mampu mempertahankan pangsa pasarnya. Hal tersebut karema potensi pengguna intermet di Indonesia mencapai kurang lebih 196,7 juta jiwa. Poin terakhir yakni diversikan produk sebagai upaya agar kimoditas tang dihasilkan dapat terserap ke pasar khususnya produk yang digunakan untuk meningkatkan daya tahan tubuh. UMKM dan Perekonomia mampu mencapai tahap pembangunan (development) yakni suatu kondisi ketika perekonomian sudah membaik dengan berbagai macam aktivitas masyarakat, baik aktiviras ekonomi, kesehatan, pendidikan, maupun sosial budaya. Jika tahap pembangunan (development) tercapai maka diharapkan fase pertumbuhan (growth) yakni tahap dimana perekonomian kembali tumbuh dan pulih bisa dicapai oleh Indonesia sehingga Indonesia bisa bangkit.

UMKM di Indonesia merupakan salah satu soko guru perekonomian Indonesia selain Koperasi. Perkembangan jumlah UMKM dari tahun ke tahun semakin bertambah namun hanya sedikit UMKM yang mengalami perkembangan dalam hal kinerja keuangan. Hal ini dikarenakan UMKM masih memiliki pengetahuan yang lemah dalam proses pencatatan akuntansi dan kesadaran yang rendah tentang pentingnya informasi akuntansi dalam dunia usaha.

Oleh karena itu pengabdian masyarakat berupa pelatihan pengenalan akuntansi sederhana bagi UMKM masih sangat diperlukan. Pelatihan ini ditujukan bagi pelaku UMKM. Perkembangan UMKM baru terlihat dari sisi jumlahnya saja secara umum khususnya dalam aspek finansial hanya sedikit UMKM yang mengalami perkembangan dalam hal kinerja keuangannya. Hal ini dikarenakan pelaku UMKM kurang menyadari pentingnya pengelolaan keuangan usahanya. Pencatatan keuangan berperan sebagai alat bantu dalam menjalankan bisnis. Pengelolaan keuangan salah satu aspek penting bagi kemajuan usaha. Pengelolaan keuangan dapat dilakukan melalui akuntansi.

Akuntansi merupakan proses sistematis untuk menghasilkan informasi keuangan yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan bagi penggunanya. Sepanjang UMKM masih menggunakan uang sebagai alat tukarnya, akuntansi sangat dibutuhkan oleh UMKM. Akuntansi akan memberikan beberapa manfaat bagi pelaku UMKM diantaranya UMKM dapat mengetahui kinerja keuangan perusahaan, UMKM dapat mengetahui memilah dan membedakan harta perusahaan dan harta pemilik, UMKM dapat mengetahui posisi dana baik sumber maupun pengunaannya, UMKM dapat membuat anggaran yang tepat, UMKM dapat menghitung pajak dan UMKM dapat mengetahui aliran uang tunai selama periode tertentu.

“Melihat manfaat yang dihasilkan akuntansi pelaku UMKM seharusnya sadar bahwa akuntansi penting bagi perusahaan mereka. Penggunaan akuntansi dapat menduking kemajuan UMKM khususnya dalam hal keuangan. Peningkatan laba dapat direncanakan dengan menggunakan akuntansi. Dengan tingkat laba yang semakin meningkat perkembangan UMKM akan menjadi lebih baik sehingga UMKM akan benar benar menjadi salah satu solusi bagi masalah perekonomian di Indonesia. Namun masih banyak UMKM yang belum menggunakan akuntansi dalam menunjang kegiatan bisnisnya. Selain itu juga akan kenal dengan jurnal jurnal akuntansi, syukur sampai dengan neraca sampai mengetahui keuntungan yang mereka dapatkan per bulan / tahun. Harapannya dalam setahun mereka bisa tahu omzetnya yang real, tidak hanya cuma kira-kira.” jelas pemateri kedua Nurhadi Rahmanto, S.E.

Pada hari kedua peserta diajak mengenal digitalisasi akuntansi melalui aplikasi keuangan yang dapat didownload di google play secara gratis, yaitu Akuntansi UMKM. Peserta langsung diajak untuk praktek belajar akuntansi dengan mengerjakan soal yang ditentukan oleh narasumer.